Sumber: www.triadj.net/blog ESQ dan Spiritualitas Salah Kaprah Setelah membaca buku Abu Sangkan yang berjudul Spiritual Salah Kaprah saya berkesimpulan buku ini adalah antitesis dari ESQ yang selama ini menjadi trend spiritualitas modern dan instan melalui mekanisme training 3 hari - 1 minggu. Selain instan, metode ESQ juga dituding mengkondisikan peserta dalam suasana kebatinan digital dengan tampilan-tampilan audio video yang mencengangkan bak menonton fil laga atau thriller, sehingga peserta merasa telah mencapai spiritualitas melalui God-Spotnya, padahal sebenarnya hal demikian merupakan stimulus pengkondisi terhadap kondisi bawah sadar. Abu Sangkan mengatakan bahwa spiritualitas bukan dicapai dari alam bawah sadar, tetapi justru dari kesadaran tertinggi, sehingga semestinya kondisi keimanan dihasilkan berdasarkan akal dan hati yang sepenuhnya sadar. Benar atau salah sebuah tesis dan antitesis tentunya terlalu picik bila kita menyatakan bahwa ESQ bukanlah alat yang tepat untuk mencapai keimanan tertinggi. Setiap orang mempunyai cara menuju spiritualitasnya, baik ia bertuhan maupun tidak. Bahkan kembali lagi apakah itu spiritualitas? apa peran agama dalam spiritualitas? benarkah agama adalah spiritualitas yang terinstitusikan? Tapi saya sedikit banyak setuju dengan poin Abu Sangkan bahwa spiritualitas tidak bisa kita dapatkan dari pelatihan, tetapi dari komunikasi dua arah langsung dengan sang pencipta. Sebagaimana Nabi Ibrahim mendapatkan cahaya ilahi dengan mencari kesana kemari dengan penuh kesadaran dan akal yang sehat, namun tidak terkondisikan baik secara natural maupun digital. November 4th, 2008 in Personal, Spiritualism Comments (1) eiz November 14th, 2008 at 12.50 am Saya sdh membaca buku Abu Sangkan tsb. Menurut hemat saya sah-sah saja beliau membuat antitesis terhadap ESQ ataupun Quantum Ikhlas atau yang sejenis dan serupa seperti Hynotheraphy karena menggunakan digital sebagai sarana untuk ber”spiritualitas”. Yang perlu diklarifikasi adalah masing2 tentu mempunyai dalil/definisi dalam kata-kata spiritual tsb. So, saya fikir untuk menjadikan kita hamba-hamba Allah SWT yang yang insyaAllah dalam melakukan sesuatu yang betul2 sesuai dengan ajaran (syar’i) memang harus mendalami Ilmu Islam dengan pendalaman Aqidah sebagai fomdasi awal dst. dst. nya. walau untuk awareness kita beragama dapat di stimulasi dari sesuatu yang menarik untuk mengikuti cara belajar yang komprehensive, melihat dari sisi pembelajar Visual, Audio ataupun Kinestitetik sehingga multi media sebagai sarana yang memang sangat menarik. wallahualam.
Kamis, 13 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar