Rabu, 02 Juli 2008

Mengetahui Kekuatan Motivasi

Disadur dari buku The Secret: Be The Winner, Eddy Iskandar & Tiana “Katakanlah hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu. Sesungguhnya aku pun berbuat pula. Kelak kamu akan mengetahui, siapakah di antara kita yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya orang yang dzolim itu tidak akan mendapat keberuntungan” (Surat Al An’aam : 135) Guna mencapai keseimbangan (tawazun) antara dimensi Al Jasad, Al Aqal bersama dengan kekuatan otak (think power) dan Ar-Ruh (hati nurani), maka di dalam setiap sikap (attitude) --apapun itu-- sangat penting, seseorang memiliki kekuatan motivasi (Motivation Power). Begitupun, harus jelas tujuan tindakannya itu untuk apa. Setelah ia memiliki misi dan tujuan, maka bolehlah orientasi perilakunya terus terpatok pada hal-hal yang mengobsesi pikiran atau yang diinginkannya itu seraya membangun kreativitas. Lalu, apapun rintangannya ia harus tetap menghadapi dengan kekuatan motivasinya itu. Begitupun, ia harus konsisten dengan jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuannya. Ketika seseorang tengah memiliki kekuatan motivasi, biasanya ia tak peduli apakah masalah yang dihadapi termasuk di dalam salah satu dari tiga jenis atau tingkatan motivasi. Lantaran motivasi pertama, biasanya didasarkan pada perasaan takut atau khawatir. Misalnya, seseorang yang khawatir dirinya cepat mati lalu ia pun ikut asuransi buat anak-anaknya atau seorang ibu yang ketakutan anak-anaknya tak bahagia hidup di dunia ini kelak, termotivasi untuk membunuh mereka (naudzubillah..). Kedua, ketika kekuatan pikiran atau think power seseorang terobsesi oleh suatu keinginan untuk mencapai sesuatu --baik yang sifatnya negatif atau positif-- maka kekuatan motivasi akan menjadi kebutuhan mutlak untuk mencapai tujuannya. Motivasi kedua ini lebih punya tujuan jelas ketimbang yang pertama. Ketiga, adalah motivasi dari kekuatan iman untuk mendapatkan Inner Power atau inti kekuatan yang langsung diberikan Allah, khususnya kepada jiwa manusia. Hal ini disebut sebagai motivasi dari dalam (intrinsik motivation). Yaitu, yang berdasarkan misi dan tujuan hidup berdasarkan nilai yang diyakininya. Seseorang yang telah menemukan misi dan tujuannya, akan memiliki pula visi jauh ke depan serta hati nurani. Baginya, kehidupan di dunia ini bukan sekadar untuk mendapatkan hidup secara duniawi seperti untuk memiliki uang, harga diri, kebanggaan atau prestasi tok, tetapi merupakan sebuah proses belajar guna mencapai tujuan hidup yang hakiki yaitu mencari Redha Allah SWT. Bedanya dengan hati nurani, motivasi tak memiliki hierarki apapun karena hanya akan merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Apapun keinginan itu, semisal tujuan yang bersifat darurat, kepuasan atau buat kesuksesan masa depan. Tanpa motivasi, manusia tentunya identik dengan robot atau mesin yang tidak punya tujuan, kendati dia tetap dapat melakukan pekerjaannya secara tuntas. Lain hal pula, tiadanya tujuan suatu tindakan manusia seolah hanya melakukan sesuatu berdasarkan nalurinya semata. Acapkali malah, nalurinya sederajat dengan hewan. Itulah sebabnya motivasi bersama hati nurani sangat diperlukan, sebagai ciri khas kepemilikan manusia yang peranannya sangat besar dalam kehidupan. Antara lain, untuk menghadapi kompetisi, perubahan serta menapaki kemajuan. Jadi pada intinya, motivasi bisa menjadi daya pendorong mental dan spiritual.....(tunggu tanggal terbitnya)

Tidak ada komentar: